Karo Info

Gagasan Program Trans Karo Menuju Ibu Kota Baru RI di Kalimantan Timur Peluang Membantu Petani Karo

165Views
Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH, MH mendukung gagasan Trans Karo menuju Ibu Kota Baru RI di Kalimantan Timur yang di fasilitator oleh Yayasan Rajutan Kasih Abadi (YRKA), bersama penggagas ide Heben Heser Ginting, saat di ruang Kerja Bupati Karo, Senin (19/10/2020)

Gagasan Program Trans Karo Menuju Ibu Kota Baru RI di Kalimantan Timur Peluang Membantu Petani Karo

Karo-Surakaro.com
Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH, MH mendukung gagasan Trans Karo menuju Ibu Kota Baru RI di Kalimantan Timur yang di fasilitator oleh Yayasan Rajutan Kasih Abadi (YRKA). Program ini membuka peluang bagi masyarakat Kabupaten Tanah Karo untuk menjadi petani lewat Program Trans ke Kalimantan Timur yang saat ini tengah dipersiapkan pemerintah sebagai Ibu Kota baru Republik Indonesia. Disamping itu, mengingat masih banyak penduduk di Kabupaten Karo saat ini sudah tidak punya tanah lagi untuk bercocok tanam.

“Surat terkait usulan program sudah kita terima, yang ditandatangani bintang karunia organizer Benson Kaban. Segera kita tugaskan Kabag Otda Kab. Karo untuk mengambil kajian Mou (Memory Of understanding) agar sesuai yang diharapkan oleh masyrakat karo, dikordinatori Yayasan Rajutan Kasih Abadi (YRKA),” Kata Bupati karo Terkelin Brahmana, SH, MH saat merespon usulan program tersebut oleh Heben Heser Ginting selaku tokoh penggagas, di ruang kerja Bupati Karo, Jalan Jamin Ginting Kabanjahe, Senin (19/10/2020) siang.

Sementara Heben Heser Ginting, tokoh penggagas melalui YRKA, sangat apresiasi gerak cepat respon Bupati Karo, dalam kepedulian mengangkat martabat kesejahteraan masyarakat karo dengan menugaskan OPD terkait.

Pun begitu, filosofi ide ini muncul karena di Kab. Karo sudah terjadi krisis lahan, kepemilikan tanah berkurang dan habis karena pembagian secara kultur di keluarga. Misal awalnya tanah keluarga di tahun ’60-an, luasnya 4 hektare, ada anak laki-laki 4 orang, di tahun 90 an mereka berbagi warisan, masing-masing sisa 1 Ha per KK.

“Kemudian di tahun 2020, rata-rata mereka punya anak 2-3 orang sudah di bawah setengah hektare, tidak jarang, agar adil karena tidak terbagikan, tanah tersebut sering kali harus dijual,” ujarnya.

Lebih lanjut Heben Heser menegaskan untuk konteks saat ini, jika seorang keluarga memiliki 3 orang anak maka 2 orang harus merantau, hanya 1 orang yang tinggal di Karo. Jika tidak, ini akan muncul persoalan baru untuk jangka panjang. Katanya

“Caranya, konsep soal kepemilikan lahan di Karo harus diubah, lahan warisan keluarga tidak dibagikan dan tidak dijual, tapi dimiliki secara kolektif di internal keluarga dan jika ada uang hasil usaha, melakukan ekspansi pembelian tanah di luar Kabupaten Karo dan melakukan perpindahan,” tambahnya.

Di lain sisi, potensi sumber daya manusia di Kabupaten Karo sebagai petani cukup baik, ini menjadi modal utama bagi warga Karo untuk memulai usaha pertanian, karena masyarakat Karo sudah menjadi petani turun-temurun.

“Perpindahan ke Kalimantan Timur sebagai petani adalah sebuah pilihan baik untuk saat ini, memiliki masa depan menyambut Ibu Kota Baru. Masa depan ada sana setelah jadi petani, anak bisa jadi pedagang dan usaha lainnya serta bisa mengecap pendidikan karena terbiayai dari hasil tani,” terangnya.

Pelaksanaan program ini di Kalimantan Timur lantaran Heben Heser merupakan berlatar belakang pengusaha tambang batu bara di Kalimantan Timur dan usaha properti di Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Lampung, juga memiliki lahan ratusan hektare di Kalimantan Timur yang sudah dia persiapkan menjadi percontohan untuk memulai program ini.

Kesuksesan ini menjadi modal dan dasar bekerjasama dengan yayasan Rajutan Kasih Abadi sebagai penjamin suksesnya program tersebut, dan YRKA juga menarik dukungan dari lintas kementerian terkait, karena ini menyangkut Program Ketahanan Nasional dan ikut serta menyukseskan program nasional tentang Ibu Kota baru RI.

“Mudah-mudahan program ini terealisasi guna membantu perkembangan ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat Karo terutama para petani. Semoga ini bukan hanya sebuah harapan, melainkan mimpi yang akan menjadi kenyataan,” harapnya. (Dhany/RP)

 

 

Tinggalkan Balasan